Mengulik Potensi RRQ EJAY, Jangan Menilai Sebelah Mata
Duelist RRQ, Eroll Jule “EJAY” Delfin merupakan pemain ternama asal Filipina. Ia berhasil memberikan performa terbaik saat RRQ menghadapi DFM. Kemenangan perdana tersebut akhirnya di raih usai dua pekan pertama yang berliku.
Sebelum ke RRQ, EJAY bukanlah wajah baru dalam scene kompetitif. Dulu dia bermain untuk BREN Esports selama beberapa waktu hingga akhirnya ia di rekrut RRQ.
Sepanjang ia bermain untuk RRQ, hasilnya berimbang. Terkadang ia juga tampil baik namun terkadang tampil tak begitu prima. RRQ terhitung mencatatkan 2 kemenangan resmi dari total 3 series yang di ikuti termasuk VCT 2023 Pasific.
Sebagai Duelist, EJAY di ketahui bermain dengan Jett sebagai pegangan atau signaturenya. Setelah berbincang dengan salah satu caster VCT, Geraldy “Manamo” Alexander dan mencoba membedah dua sisi, plus & minus sang Duelist ternama.
Dari sudut pandang Manamo, wajar jika Duelist yang mencuri sorotan para penggemar atau para netizen. Manamo menambahkan, bagi sebagian orang Duelist punya tugas menjadi penggendong di dalam tim.
“EJAY itu mendapat sorotan tajam dari netizen karena dia memegang role Duelist, di mana mindset setiap orang Duelist adalah hard-carry (atau penggendong) dalam sebuah timnya”, ucapnya ekslusif.
Menurut sang caster, Duelist harus menjadi hard-carry namun tak berarti ia harus bersinar setiap saat di dalam timnya. Dengan signature agent miliknya, Jett, permainan EJAY dinilai terlalu risky karena agresif cenderung tergesa-gesa/terburu-buru.
“Sebenarnya demikian, (tapi) tidak selalu harus EJAY yang bersinar. Apalagi signature agentnya, Jett, dia terkadang bermain terlalu agresif dan itu menjadi plus minus bagi strategi yang dimiliki oleh Team RRQ,” sambungnya.
Resiko bermain sebagai Duelist tentu beragam. Mulai dari general mistake hingga minor mistake dan hal tersebut begitu berisiko bagi kondisi pertempuran.